Home » ilmu hisab » Puasa pada daerah lintang tinggi

Puasa pada daerah lintang tinggi

ilustrasi-puasa(Sumber gambar: belajarislam.com)

Puasa di negara dengan lintang utara tinggi akan sangat lama. Hal ini disebabkan posisi semu matahari di bulan Juni ini berada di daerah utara. Durasi puasa bisa ditelusuri dari rumus berikut.

Waktu puasa = (Hour Angle 1 + Hour Angle 2)/15.

Hour Angle 1 adalah sudut jam matahari ketika waktu subuh (awal puasa), sedang Hour Angle 2 ketika waktu maghrib (akhir puasa), dengan satuan derajat.

Rumus HA adalah sebagai berikut

cos(HA) = A/B
dimana
A = sin(h) – sin(L)×sin(D)
B = cos(L)×cos(D)

Disini
h = sudut altitude matahari
L = lintang geografis posisi di bumi
D = sudut deklinasi matahari.

Untuk subuh, biasanya h = -20 atau -18 derajat, tapi untuk daerah lintang tinggi mungkin bisa dipakai sudut yang rendah negatifnya seperti -12.

Sudut HA paling besar adalah 180 derajat yang berkaitan dengan waktu 180/15 = 12 jam. Artinya, selisih waktu antara subuh dengan transit matahari di siang hari menjelang zhuhur adalah 12 jam. Ini terjadi pada lintang tinggi.

Misalnya kita ambil sudut altitude subuh -12 derajat. Kemudian saat sekarang ini, sudut deklinasi matahari kita ambil 23 derajat. Maka lintang dimana sudut HA = 180 derajat ditentukan dari rumus

Lintang = 90 + Altitude Subuh – Deklinasi
Lintang = 90 + (-12) – 23 = 55 derajat.

Jadi pada lintang utara 55 derajat (jika dipakai altitude subuh -12), selisih waktu antara subuh dengan transit adalah 12 jam, belum lagi selisih antara transit dengan maghrib.

Jika lintangnya lebih utara lagi, mestinya subuh sudah tdk bisa lagi ditentukan dengan rumus trigonometri bola biasa. Perlu ketentuan fiqh khusus untuk masalah ini.

Adapun HA maghrib (sudut -1 derajat) pada lintang utara 55 derajat adalah sekitar 130 derajat yang berkaitan dengan waktu sekitar 8,5 jam.

Jadi total waktu puasa pada lintang utara 55 adalah sekitar 12 + 8,5 = 20,5 jam. Semakin ke utara semakin lama lagi, dengan mempertimbangkan fiqh utk daerah lintang tinggi.

Maka ketika kita di Indonesia yang terletak di sekitar garis khatulistiwa dan merasakan siang dan malam yang hampir sama, sehingga durasi puasa tidak terlalu lama sekitar 13 jam, maka sungguh beruntunglah kita, dan sungguh merugilah orang yang tetap tidak mau berpuasa.

Semoga bermanfaat.