Untuk bahan diskusi di kalangan pecinta ilmu hisab
- Kenapa konjungsi hanya dihitung secara geosentrik, sementara altitude bulan saat sunset dihitung menurut toposentrik + koreksi ketinggian + koreksi atmosfer? Apa ini menunjukkan inkonsistensi? Berarti konjungsi juga seharusnya secara toposentrik?
- Kenapa syarat new moon adalah ketika bujur ekliptika matahari geosentrik nampak (apparent) = bujur ekliptika bulan, yang tentunya diukur di bidang ekliptika (matahari mengitari bumi atau sebaliknya). Bagaimana jika syarat new moon menjadi bujur matahari = bujur bulan, diukur di bidang edar bulan mengitari bumi? Atau jika diukur di bidang ekuator bumi, menjadi right ascension matahari = right ascension bulan?
- Biasanya, jika newmoon sebelum sunset, maka altitude bulan positif saat sunset, atau sebaliknya jika newmoon setelah sunset, maka altitude bulan negatif saat sunset. Mungkinkah newmoon terjadi sebelum sunset tetapi altitude bulan bernilai negatif saat sunset, atau moonset terjadi sebelum sunset? Sementara mungkinkah newmoon terjadi setelah sunset tetapi altitude bulan bernilai positif saat sunset, atau moonset terjadi sebelum sunset?
Semuanya mungkin… - Misalnya hari ini tanggal 29 suatu bulan Islam, nanti sore akan dilakukan rukyatul hilal. Ternyata nanti sore bulan tdk terlihat, besoknya lagi tdk terlihat, lusa juga tdk terlihat dan seterusnya sampai berhari-hari… Mungkinkah? Mungkin saja…
- Misalnya di dua tempat yang selisih waktu lokalnya sangat besar, seperti di Selandia Baru dan Hawai, suatu kriteria hisab tertentu akan digunakan secara konsisten di dua tempat tersebut untuk menentukan awal bulan Islam. Mungkinkah pada kedua tempat tersebut, awal bulan Islam jatuh pada hari dan tanggal Masehi yang sama? Mungkinkah berbeda satu hari? Mungkinkah berbeda sampai dua hari? Semuanya mungkin saja …
Semoga tidak membuat kening berkerut dan kepala pusing, he…he…he…