(Sumber gambar: eet.co.id)
- Sebelumnya tentu harus belajar TOEFL dengan sungguh-sungguh, banyak latihan listening, sering mendengarkan native berbicara, mencocokkan antara suara native dengan teks, belajar grammar, mengetahui bentuk-bentuk kesalahan grammar, banyak menghafal vocabulary, speed reading dan lain-lain.
- Banyak latihan mengerjakan soal secara utuh, baik paper based atau computer based test.
- Mengetahui letak keunggulan dan kelemahan kita, misalnya kalau unggul di grammar dan lemah di listening, usahakan agar di grammar dapat nilai tinggi untuk subsidi silang.
- Mengetahui target berapa nilai TOEFL yang akan diraih. Target ini bergantung tujuannya, apakah untuk keluar negeri yang butuh nilai tinggi atau sekedar lulus tes masuk kuliah dalam negeri. Dari target ini, dijabarkan dalam target berapa nilai masing-masing section. Lalu diimplementasikan dalam bentuk berapa nomor yang harus benar untuk setiap section.
- Pada soal listening, segera lupakan soal sebelumnya jika soal selanjutnya sudah keluar.
- Pada soal listening, jika memang tidak tahu jawabannya, biarkan dia kosong. Nanti selesai listening, nomor yang kosong itu ditembak saja. Tidak ada pengurangan nilai dalam TOEFL jika salah. Cara menembak, disarankan dengan menembak satu huruf yang sama semuanya. Misalnya ada 10 nomor yang kosong, maka ditembak semuanya dengan jawaban B. Secara statistik, mesti ada jawaban yang benar, peluang rata-rata 25% karena pilihan jawaban ada 4.
- Jadi misal target grammar benar 30 dari 40 soal, maka harus berusaha paling tidak benar 28 soal. 12 soal sisanya, mungkin 4 soal jawabannya salah, 8 soal awalnya tidak tahu jawabannya atau kosong, sehingga kalau ditembak paling tidak, bisa benar 2 soal.
- Pada soal reading, jangan membaca semua teks karena akan habis waktu. Cukup baca kalimat yang berhubungan dengan ditanyakan dalam soal serta kalimat sebelum atau setelah kalimat tersebut.