Home » fisika » Tugas Akhir dan Nobel Fisika

Tugas Akhir dan Nobel Fisika

Topik skripsi S1 saya tahun 1997 di UGM di bawah bimbingan (Alm) Prof. Dr. Muslim dan Dr. Arief Hermanto tentang Teori Relativitas Umum Einstein dan aplikasinya pada model standar jagat raya. Kita tahu Albert Einstein memperoleh hadiah Nobel tahun 1921, walaupun topiknya tentang efek foto listrik bukan tentang relativitas atau kosmologi. Tetapi bagaimanapun juga Einstein lebih dikenal orang tentang Relativitas dibandingkan dengan efek foto listrik.

 

Topik tesis S2 saya tahun 2001 di UGM dibawah bimbingan (Alm) Prof Muslim dan Dr. Pramudita Anggraita tentang Renormalisasi dan Regularisasi Dimensi dalam Teori Medan Kuantum. Dalam diagram Feynman, terkadang ada loop yang kalau dihitung amplitudonya, akan menghasilkan nilai tak hingga. Nilai tak hingga ini bukan sesuatu yang fisis, karena itu harus direnormalkan, harus dipotong nilainya, atau nilainya yang tak terhingga itu dibagi menjadi dua bagian, bagian yang berhingga dan yang tidak berhingga. Metode ini dikenal dengan cut-off.

 

Nah, t’Hooft dan Veltman tahun 1972 memperkenalkan metode baru dalam renormalisasi yaitu dengan regularisasi dimensi. Prinsipnya adalah integral amplitudo yang biasanya dihitung dalam 4 dimensi (3 dimensi ruang dan 1 dimensi waktu), kini dihitung dalam 4 – eps dimensi, dengan eps mendekati nol. Nanti akan secara eksplisit hasil integralnya itu terbagi dua, bagian yg berhingga dengan bagian yg tak terhingga yang mengandung suku 1/eps. Belakangan, t’Hooft dan Veltman meraih hadiah Nobel tahun 1999.

 

Topik S3 saya tahum 2008 di Kyushu University di bawah supervisi Prof. Shoichi Kai dan Dr. Hidaka tentang Turbulence dan Transisi Fase dalam peristiwa elektrokonveksi di Liquid Crystal. Topik tentang Liquid Crystal sangat-sangat melimpah, nah ada satu orang yang paling top di riset Liquid Crystal, yaitu Pierre de Gennes, yang menulis buku The Physics of Liquid Crystal. Dia meraih Nobel tahun 1991.

 

Topik-topik TA saya dulu memang bukanlah topik yang wah, tapi menjadi nikmat kalau ternyata apa yang kita kerjakan itu memang topik yang para pendahulu kita dulu pernah dihargai hadiah Nobel.