Prinsip kelembaman (kecenderungan untuk mempertahankan keadaan sebelumnya) diajarkan dalam fisika melalui hukum Newton I. Jika tidak ada gaya, kalau sebelumnya sebuah benda diam maka ia akan tetap diam. Sedangkan kalau sebelumnya bergerak dengan kecepatan tetap, maka ia akan cenderung untuk tetap bergerak dengan kecepatan tetap.
Mobil mogok kalau mula-mula diam, untuk mendorong pertama kali akan lebih besar gaya yang diberikan dibandingkan kalau mobil itu dalam posisi bergerak. Karena mobil diam akan cenderung tetap diam. Kalau mobil itu dipaksa bergerak, ada gaya gesek statik maksimum yang harus dilawan. Sedangkan kalau mobil itu sudah bergerak, ia akan cenderung untuk tetap bergerak. Memang ada gaya gesek kinetik, tetapi kita tahu gaya gesek statik maksimum selalu lebih besar daripada gaya gesek kinetik.
Prinsip kelembaman ini ternyata juga banyak dijumpai dalam berbagai kehidupan. Orang yang tidur, cenderung untuk tetap tidur. Untuk mengubah dari keadaan tidur menjadi bangun, biasanya lebih sulit dibandingkan dengan tetap mempertahankan keadaan tidur.
Orang yang tidak pernah sholat malam, punya kecenderungan untuk tidak sholat malam. Orang ini kalau mau memulai sholat malam, biasanya mesti berat. Tapi kalau sudah dilaksanakan secara rutin, maka akan cenderung juga untuk tetap sholat malam. Justru kalau rutin sholat malam, akan terasa ada yang mengganjal dan berat kalau kemudian berhenti.
Demikian juga untuk ibadah lainnya, seperti membaca dan menghafal Quran, mulai menulis tugas akhir, buku, paper, memulai pekerjaan yang sama sekali baru, dan sejenisnya yang tak terhitung. Di awal mesti berat, tetapi lama-lama menjadi ringan karena kebiasaan dan rutinitas. bisa karena biasa.
Yang sulit adalah mempertahankan dan istiqomah, karena manusia punya musuh besar bernama setan. Setan ingin agar kita mengalami perlambatan (negative acceleration), peluruhan (decay) amal, fluktuasi (fluctuation) iman dan sebagainya.
Ternyata setan nampaknya mungkin mengerti konsep fisika juga hehehe…